Kini, para penelitian dari Hungaria dan Swedia mengklaim telah menemukan rahasia dari belang-belang hitam putih 'misterius' tersebut. Dalam laporannya di Journal of Experimental Biology, pola belang-belang tajam yang ada di tubuh kuda Zebra bertujuan untuk membuat lalat-lalat tidak tertarik kepadanya.
Kunci dari cara penghindaran ini adalah bagaimana belang-belang tersebut memberikan refleksi cahaya. "Kami memulai penelitian dengan mempelajari kuda hitam, coklat atau putih," jelas Susanne Akesson dari Universitas Lun, anggota dari tim peneliti internasional yang melakukan penelitian ini seperti dilansir dari BBC. "Kami menemukan bahwa pada kuda hitam dan coklat akan didapatkan cahaya horizontal yang terpolarisasi. Efek ini membuat kuda menjadi objek yang sangat menarik bagi lalat.
Cahaya yang terpantulkan oleh lapisan gelap kulit kuda yang terlihat seperti gelombang menarik bagi mata para lalat yang lapar, terlihat seperti cahaya yang datar.
Dr. Akesson dan koleganya menemukan bahwa lalat kuda, atau tabanids sangat tertarik pada pantulan cahaya yang datar. Dengan ditemukannya kecedrungan ketertarikan lalat pada lapisan hitam, tim peneliti kemudian merasa tertarik untuk meneliti mengenai Zebra. Mereka ingin mencari tahu mengenai jenis cahaya apa yang akan dipantulkan oleh warna belang-belang yang ada pada tubuh Zebra dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi kegiatan 'menggigit' para lalat yang merupakan musuh paling menyebalkan bagi para kuda.
Lalat yang merupakan musuh bagi para Kuda dan Zebra
"Kami membuat sebuat percobaan dimana kami mewarnai berbagai pola kuda di papan dengan berbagai warna," jelas Dr. Arkesson.
Hasilnya, papan yang diwarnai belang-belang yang hampir serupa dengan yang dimiliki oleh Zebra menarik paling sedikit lalat kepadanya, "bahkan lebih sedikit dibandingkan dengan papan putih yang memantulkan cahaya yang tidak terpolarisasi," terang Dr. Arkesson.
Papan model yang digunakan oleh para peneliti untuk percobaan mereka
"Hal ini sangatlah mengejutkan karena pada pola belang-belang, anda masih dapat melihat area gelap yang memantulkan cahaya horizontal yang terpolarisasi.
Untuk lebih memastikan percobaan tersebut para peneliti kemudian membuat percobaan berikutnya dimana mereka membuat papan model kuda 3D dengan warna-warna yang menyerupai para kuda, termasuk Zebra, dan menempelkannya dengan lem khusus untuk melihat sebanyak apa lalat yang menempel pada model-model kuda tersebut. Model yang memiliki belang-belang seperti Zebra menangkap hanya sedikit lalat.
Prof. Matthew Cobb seorang ahli biologi evolusi dari Univesitas Manchester mengatakan bahwa percobaan tersebut 'sangatlah teliti dan menyenangkan' namun tetap tidak mengesampingkan hipotesis lainnya yang menjelaskan mengenai belang-belang Zebra. "Diatas segalanya, agar penjelasan ini menjadi kenyataan, peneliti ingin menunjukkan bahwa tabanid terbang dan menggigit paling banyak ke Zebra, tapi tidak ke kuda dan keledai manampun yang di temukan di dunia..kesemuanya tersebut tidaklah memiliki belang," jelas sang profesor.
"Mereka mengakui hal ini dalam penelitian mereka, dan firasat saya mengatakan bahwa tidak ada satupun penjelasa dan faktor lainnya yang terkait dengan belang-belang pada Zebra," tambahnya
No comments:
Post a Comment